Masjid Jami’ Lasem adalah tempat Ibadah Umat Islam juga sebagai Pusat Wisata Religi.

Banyak Peziarah dari dalam maupun luar Kota yang berdatangan karena di lingkungan Masjid terdapat beberapa Makam Para Ulama dan Tokoh Besar Pendiri Agama Islam di Lasem, di antaranya Makam Eyang Sambu, mbah Srimpet, mbah Ma’sum dan masih banyak Ulama Yang lainnya.

Benda Peninggalanpun masih Banyak didapati di lingkup Masjid salah satunya “Makuto Probo” dulu di pakai Kubah Masjid yang dibangun pada tahun 1588 M.

pada masa adipati Tejakusuma I dan seorang ulama yaitu Sayyid Abdurahman.

R.M. Tejakusuma adalah trah asli keturunan Lasem yaitu anak dari Pangeran Santiwira bin Pangeran Kusumabadra bin Santipuspa (kakak Sunan Kalijaga) & jika ditarik keatas terus maka sampai trah majapahit dari dewi indu. R.M Tejakusuma I mempunyai nama lain Kyai Ageng Punggur/Raden Bagus Srimpet. karena kebijaksaan, keceradasan & keilmuannya, Beliu diambil menantu oleh Sultan Pajang yaitu Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir). R. M Tejakusuma I wafatpada usia 77 tahun dan di makam kan di sebelah barat masjid jami’ Lasem.

Sayyid Abdurahman adalah walinegara (Guru Agama Islam) di Lasem yang di ambil dari Tuban. beliu adalah keturunan Sunan Pwa Lang dari Tuban, yang dipanggil di Lasem oleh R.M Tejakusuma untuk diangkat sebagai Walinegara Kadipaten Lasem dan juga diambil sebagai menantu. beliu mempunyai nama lain Syech Maulana Sam Bwa Asmarakandhi atau biasa dikenal Mbah Sambu. dari Sayyid Abdurahman terlahir ulama2 besar yang ada seluruh penjuru di jawa. Beliu meninggal di Lasem dan di makamkan di sebelah utara Masjid Jami’ LASEM.

Berkat jasa adipati R.M Tejakusuma I (Mbah Srimpet) dan juga Walinagara Sayyid Abdurahman (Mbah Sambu) inilah LASEM bisa mempunyai sebuah masjid sebagai tempat beribadah & syiar agama islam di Lasem hingga bisa bertahan sampai saat ini. meski Masjid Jami telah mengalami pemugaran beberapa kali namun hal itu tidak menghilangkan nilai sejarah dan makna tujuan pembangunan masjid jami’ Lasem.