Pasujudan Sunan Bonang
Pasujudan dan Makam Sunan Bonang terletak kurang lebih KM 4 ke arah utara dari kota Lasem
Sunan Bonang (R.Maulana Makdum Ibrahim ) wafat pada tahun 1525 M dalam usia 60 tahun. Ia dimakamkan di rumah kediaman beliau di Desa Bonang- Lasem, sekitar 17 km dari kota Rembang ke timur jurusan Surabaya. Bangunan makam Sunan Bonang yang di kalangan penduduk setempat disebut “ndalemí” dibangun oleh seorang saudagar dari Juana. Sementara itu, pendapat lain mengatakan bahwa makam Sunan Bonang itu merupakan bekas rumah Kadipaten Bonang Binangun peninggalan Nyi Ageng Maloka (kakak Sunan Bonang yang pernah memerintah Kadipaten Binangun). Setelah suaminya (Pangeran Wiranagoro) wafat pada tahun 1479, pada tahun 1480 M Kadipaten Binangun dipindah Nyai Ageng Maloka ke kota Lasem.
Sementara itu, Petilasan/Pasujudan Sunan Bonang berada di sebuah bukit Desa Bonang Kecamatan Lasem. Di tempat itu terdapat bangunan (musholla) dengan kamar berisi batu besar yang menurut tradisi lisan digunakan oleh Sunan Bonang sebagai sajadah dan tempat bershalawat (bertapa) atas perintah Nabi Haidir. Batu itulah yang dikenal dengan pasujudan (tempat sujud kepada Allah SWT ) Sunan Bonang. Di batu itu diyakini oleh masyarakat setempat terdapat bekas anggota badan Sunan Bonang. Di lokasi inipun ada makam Putri Campa, yaitu makam Binangti (Winarti Kumala Wardani) yang menjadi mubalighah di Bonang sampai akhir hayatnya.
Di situ banyak pengunjung oyang berdatangan dari beberapa daerah untuk berziarah.